Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hidroponik

Bagi kalian para pelajar atau mahasiswa, pastinya pernah diberikan tugas untuk mencari referensi mengenai pembuatan makalah. Ada berbagai tema, salah satunya adalah yang masih berhubungan dengan Biologi, yaitu Hidroponik

Hidroponik adalah salah satu metode penanaman tumbuhan yang menggunakan media air sebagai pengganti tanah. Jadi sistem hidroponik menggunakan air yang sudah diberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga bisa menggantikan peran tanah dalam proses perkembangan dan pertumbuhan tanaman

Berikut contoh makalah hidroponik yang sudah kosngosan rangkum untuk kalian :

Makalah Budidaya Tanaman Hidroponik

Bab I Pendahuluan


Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini yaitu analisis perhitungan bisnis budidaya tanaman hidroponik, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
2. Bagaimana cara menanam dengan cara hidroponik?
3. Jenis tanaman apa yang memiliki nilai jual diatas rata-rata?
4. Apa keuntungan dan kelebihan menanam dengan cara hidroponik?
5. Bagaimanakah perhitungan bisnis tanaman hidroponik?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hidroponik
2. Untuk mengetahui cara menanam dengan cara hidroponik
3. Untuk mengetahui jenis tanaman apa yang memiliki nilai jual diatas rata-rata
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kelebihan menanam dengan cara hidroponik
5. Untuk mengetahui perhitungan bisnis tanaman hidroponik

Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode penyaringan terperinci dari berbagai sumber di Internet. Dengan cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta menambahkan beberapa dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.

Baca juga : Contoh Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis


Bab II Pembahasan


makalah tanaman hidroponik

Pengertian Hidroponik


Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

Bertanam secara hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi maupun untuk dikomersialkan.
Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain:

Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah.
Tanaman tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.

Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya. Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama.

Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat. 

Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah. Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.

Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik adalah:

1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah, bawang daun, selada, dan terong
3. Buah : melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat dan paprika
4. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.

Adapun cara menanam hidroponik adalah sebagai berikut:

Penanaman secara hidroponik secara umum dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan media keras. Media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

Cara kedua adalah mengunakan larutan, tanpa media keras untuk pertumbuhan akarnya, hanya cukup dengan larutan bernutrisi. Cara ini dapat mengunakan teknik larutan statis atau larutan alir.

Cara penanaman yang lebih canggih telah diterapkan oleh NASA, dikenal dengan nama Aeroponik


Kultur Larutan Diam


Dengan cara ini, tanaman disemai pada media tertentu yang terapung diatas larutan nutrisi. Larutan dapat dialirkan secara perlahan atau tidak dialirkan sama sekali. 

Ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman.

Bak yang tembus pandang sebaiknya ditutup dengan bahan kedap cahaya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak. 

Untuk menghasilkan gelembung udara yang memasok oksigen dalam larutan, dapat digunakan pompa akuarium. Ketinggian larutan harus dijaga dan apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.



Kultur Larutan Alir


Dengan cara ini, larutan nutrisi dialirkan dari tanki secara terus menerus melewati akar tanaman. Kultur ini lebih mudah untuk pengaturan 

Hal ini karena larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk banyak tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam penanaman hidroponik adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film Technique, NFT).

Sistem ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. 

Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman.

Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.


Aeroponik


Dengan cara ini, akar tanaman tergantung diudara dalam ruangan yang disemprot larutan nutrisi baik secara kontinyu maupun tidak kontinyu. Keuntungan dari sistem ini, akar mendapatkan cukup oksigen.

Sistem ini dikenalkan pertama kali tahun 1983 oleh Richard Spooner dan menjadi salah satu cara yang sukses dalam penanaman kentang, tomat dan sayuran berdaun kecil. Selain itu, penggunaan nutrisi juga lebih rendah, hampir seperempat dari kebutuhan hidroponik secara normal.

NASA menjadi tertarik dengan sistem ini karena penanganan sistem penyemprotan lebih mudah dibandingkan penangan cairan pada ruangan tanpa gaya gravitasi seperti dalam pesawat angkasa luar.

Tanaman juga dapat dipindahkan ke media tanah atau media penanaman lainnya tanpa berpengaruh pada kecepatan tumbuh karena penyesuaian dengan lingkungan baru. Namun demikian sistem ini memerlukan investasi yang lebih tinggi dibandingkan sistem hidroponik biasa

Kultur Media Agregat


Kultur Larutan Alir


Penanaman dengan cara ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.

Beberapa cara penanaman hidroponik dikembangkan dari kultur dasar untuk tujuan peningkatan efisiensi. Ebb & Flow atau Flood & Drain Sub-irrigation menggunakan tanki larutan nutrisi yang ditempatkan dibawah ketinggian tanaman yang ditanam, dimana larutan nutris dipompakan secara berkala dan kemudian dialirkan kembali ke tanki. Pengaliran larutan nutrisi ini dapa secara mudah dilakuakn dengan mekanisme automatik.

Penggunaan bahan yang dapat menampung air yang relatif cukup banyak tetapi memiliki cukup rongga yang dapar ditempati udara seperti vermiculite, perlite, fibreglass atau pasir kasar, dikembangkan juga untuk penanaman hidroponik. 

Larutan nutrisi diatur menggunakan timer dan jumlah larutan nutris yang dialirkan dikontrol disesuaikan dengan beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tanaman dan bahan yang digunakan sebagai media tanaman. Cara ini digunakan secara luas dalam penanaman sayuran seperti mentimumn dan tomat

Cara penanaman yang dikenal sebagai Deep Water Culture menumbuhkan tanaman secara mengambang diatas larutan nutris. Tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air.

Larutan nutrisi aliri gelebung udara yang memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. 

Pada masa awal pertumbuhan akar, larutan nutris dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbughan akar dari tanaman. Metode ini dikenal sebagai metode Bubbleponic.


Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Hidroponik


Biaya investasi dan penyusutan peralatan :

Biaya Penyusutan :

Sewa lahan untuk luas 500 m2/musim tanam (1 tahun)
Tendon air 100 liter 10 buah, Penyusutan ± 5 tahun Rp. 1.000 000,-
Tray + pembibitan 1000 buah penyusutan 3 tahun Rp. 350 000,- Pembuatan media tanam dengan pipa pvc 2,5”( Paralon ) 320 batang, Penyusutan 5 tahun Rp. 14. 000 000,-
Net /jaring 100 meter, penyusutan 2 tahun Rp. 1.250 000,-
Pompa air 20 buah, penyusutan 1 tahun Rp. 1.500 000,-
Lain-lain 10% dari total Investasi Rp. 1.800 000,-Total biaya investasi / penyusutan = V
B. Biaya Variabel tidak Tetap ( biaya produksi ):
Larutan Nutrisi untuk 20 unit modul /media tanam dengan harga member Rp.65 000 x 10 st / 10 000 ltr = Rp. 650 000.-
Pemakaian listrik / bulan
Rockwool media semai/tanam dengan harga member 8 slab x 55 000 = Rp. 440 000.-
Pestisida nabati
Air
Benih untuk 20 modul tergantung benih Rp.
Tenaga kerja pengawas 2 orang x Rp 1.000 000 = Rp. 2.000 000,-
Total biaya Tetap = W
Biaya produksi awal = V + W


Baca juga : Makalah Pendekatan Model Kepemimpinan


Bunga Pinjaman

5% dari biaya produksi = 5% x (V + W) = x

Biaya tak Terduga

5% dari biaya produksi awal = 5% x (V + W) = X
Jadi, total biaya produksi = ( V + W ) + 2X

Panen Total / Tahun

Setiap modul rata-rata mampu memproduksi sayuran sebanyak 416 tanaman, jika pertanaman memiliki berat 200 gram saja berarti 200 gr x 416 = 83 200 gram atau 83,2 kg. untuk satu kali panen selama ± 35 hari.

Hasil produksi :

Dalam sistem hidroponik NFT penanaman menggunakan cara rotasi sehingga diharapkan dapat menghasilakan sayuran segar dengan panen tiap hari. Jadi jika jumlah 20 modul sudah bisa menghasilkan sayuran segar selama 1 bulan 83,2 kg x 20 = 1664 kg.

Keuntungan :

Jika dalam 1 kg sayuran seharga Rp. 5000 dengan menjual langsung pada konsumen, maka Rp. 5000 x 1664 kg = Rp. 8.320 000.- dalam satu bulan.
Hitungan dalam 1 tahun = Rp. 8 320 000 x 12 bulan = Rp. 99.840 000,-
Kotornya Rp. 99.840 000,-

Dalam 1 tahun BEP
Budidaya sayuran daun secara hidroponik sudah inpas

Demikian postingan mengenai Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hidroponik, semoga bermanfaat.
Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya