Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei

Informasi yang mimin kosngosan sampaikan dalam artikel kali ini adalah tentang "Sejarah Hari Tanpa Tembakai Sedunia" yang diperingati setiap tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Dibawah kami kutip dari situs yang khusus membahas sejarah hari-hari besar Nasional dan Internasional. Seperti yang kita ketahui, hampir setiap tahun pada tanggal 31 Mei, semua institusi pendidikan, pemerintah bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) selalu memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Kita selalu menyandangkan makna perayaan ini dengan "No Smoking Day atau World No Smoking Day". Makna ini sebenarnya tidak salah, akan tetapi kurang tepat antara realisasi makna dan sejarah awalnya. Karena realisasinya memang bagus yaitu untuk memperingati betapa bahayanya kecanduan akibat asap tembakau.

Lalu, bagaimana sejarah Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang sebenarnya? Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai sejarah hari tanpa tembakau sedunia, berikut ulasannya bisa lihat dibawah ini.


Sejarah Hari Tanpa Tembakau

Bahkan beberapa peneliti medis seperti Gilles Everaets, yang merupakan peneliti medis dari Belanda. Beliau percaya bahwa dikarenakan manfaat tembakau yang tinggi, maka beberapa dokter akan menganggur. 

Dengan kata lain, Gilles Everaets berpendapat bahwa tembakau adalah obat untuk segala penyakit yang dapat digunakan dengan cara dibakar dan dihisap melalui pipa dengan ukuran tertentu.

Sedangkan orang Eropa yang pertama kali mencoba memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan pengobatan adalah Christopher Columbus. Dalam tes ini, Columbus telah menyadari bahwa pada tahun 1492 tembakau dihisap oleh penduduk di pulau-pulau yang sekarang menjadi Kuba, Bahama, dan Haiti.


sejarah hari tanpa tembakau


Tembakau Digunakan Sebagai Obat Untuk Segala Penyakit

Tembakau juga digunakan sebagai pasta gigi yang dicampur dengan jeruk nipis di tempat yang sekarang disebut Venezuela. Praktiknya sudah berlangsung hingga ke di India. Bukti bahwa tembakau bisa digunakan sebagai obat memang sudah dipercaya sejak saat itu.

Pada abad-abad berikutnya, menurut Wellcome Collection disebutkan bahwa pipa atau rokok menjadi salah satu aksesoris wajib bagi tenaga medis di ruang operasi. Tenaga medis disarankan untuk bebas merokok untuk menutupi bau jenazah dan melindunginya dari penyakit dari jenazah.

Sejarahnya berlanjut ketika wabah meletus di London, tepatnya pada tahun 1665. Saat itu, anak-anak diperintahkan untuk merokok di dalam kelas. Asap tembakau dipercaya dapat melindungi manusia dari wabah tersebut.

Namun diantara para pengguna tembakau yang beranggapan bahwa tembakau adalah obat, ada sebagian orang yang ragu terhadap manfaat tembakau ini. Dokter asal Inggris bernama John Cotta menulis beberapa buku, salah satunya adalah apakah tembakau akan menjadi monster dari berbagai penyakit.

Dokter percaya bahwa tembakau dapat melawan sensasi dingin di tubuh korban dan meniup asap tembakau ke telinga dapat mengobati sakit telinga. Hanya saja, setelah ditemukannya nikotin yang terdapat pada daun tembakau pada tahun 1828, dunia medis mulai skeptis terhadap anggapan bahwa tembakau dapat digunakan sebagai obat.

Hingga 30 tahun terakhir, dampak buruk merokok telah terbukti dengan sangat jelas, begitu pula dengan perokok pasif. WHO menganggap tembakau sebagai epidemi kesehatan masyarakat terbesar dan ancaman yang pernah dihadapi dunia. Setiap tahun sebanyak enam juta orang meninggal karena merokok aktif.

Sedangkan sekitar sembilan ribu orang lainnya meninggal akibat asap rokok orang lain. Karena itu, banyak negara yang melarang aktivitas merokok bahkan beberapa negara mewajibkan perusahaan rokok menempelkan foto seram pada bungkusnya. Hingga saat tahun 1987, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengesahkan WHA40.38 dimana 7 April 1988 adalah Hari Tanpa Rokok Sedunia.

Tujuannya tentu saja untuk mengimbau para pecandu tembakau agar tidak merokok selama 24 jam. Ini adalah tindakan agar mereka bisa berhenti merokok. Tepat pada tahun 1988, resolusi WHA42.19 kembali disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia dengan berbagai perubahan, salah satunya adalah mengubah tanggal peringatannya menjadi 31 Mei.

Majelis menyerukan Hari Tanpa Tembakau Sedunia untuk diperingati setiap 31 Mei. Maka sejak saat itu, WHO sangat mendukung gerakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang selalu di peringati oleh berbagai Negara di dunia. Demikianlah ulasan singkat tentang asal usul terjadinya peringatan Sejarah hari tanpa tembakau sedunia 31 Mei.

Jadi buat teman teman  yang saat ini perokok aktif, mulailah sadari bahwa kebiasaan buruk kalian itu bisa merugikan bagi orang orang sekitar, misalnya orangtua yang mudah sakit, anak kecil dan pasangan hidup kamu.

Materi artikel ini berasal dari admin www.enkosa.com  yang niche-nya juga memiliki korelasi dengan kosngosan. Blog ini banyak membahas mengenai template dan perayaan hari hari spesial. Kalau kamu tertarik membaca konten konten-nya, bisa cek saja di alamat tersebut ya. 


Kata Penutup

Apalagi pada saat pandemi sekarang ini, kebiasaan merokok dapat merusak paru-paru dan mempercepat kemungkinan terjangkitnya virus cor*na. Sehingga bisa meningkatkan risiko terjangkit COV*D-19 yang meraja lela.

Kebiasaan merokok memang sebaiknya harus dihentikan sekarang juga, karena sudah terbukti merupakan kebiasaan yang berbahaya bagi kesehatan.jangan lupa klik tombol share dan bagikan artikel ini ke sosial media kalia. Terimakasih banyak!

Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya