Peran Mahasiswa dalam Pilkada dan Tahun Politik
Pilkada dan Pemilu sudah dekat. Itu menandakan tahun tahun politik sudah tiba. Kali ini kosngosan akan membahas mengenai Peran serta Mahasiswa dalam menghadapi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) pada Tahun tahun Politik seperti sekarang ini. Seberapa penting sih peran mahasiswa, khususnya, dalam kesuksesan pesta demokrasi ini? Yuk simak pembahasan kosngosan kali ini.
Dalam beberapa bulan menuju tahun tahun tahun politik, akan banyak digelar pemilihan kepala daerah atau disingkat Pilkada serentak. Suasana kampanye mulai digencarkan oleh berbagai partisipan.
Mengingat banyaknya jumlah mahasiswa pada perhelatan pemilu dan pilkada tahun ini dan tahun depan, akan menjadikan mahasiswa sebagai sasaran empuk para politisi dalam berkampanye. Karena mahasiswa dinilai sebagai sosok idealis, akademis, dan dekat dengan masyarakat. Bila berhasil mendapatkan hati para mahasiswa, maka kans untuk menang dalam pilkada ini akan lebih tinggi lagi.
Konstribusi Aktif
Kontribusi aktif maksudnya setiap kegiatan mahasiswa selalu bertujuan untuk membentuk serta mempengaruhi pengambilan keputusan politik atau kebijakan publik secara luas. Mahasiswa seharunya mampu memberikan peran nyata dalam setiap pengambilan kebijakan terkait pemilihan kepala daerah di daerahnya.
Idealnya partisipasi yang aktif ini harus tidak ditunggangi oleh berbagai kepentingan politik. Kontribusi ini adalah murni dari kepentingan masyarakat yang benar benar harus disampaikan kepada siapapun calon pemimpin daerah yang akan memenangi pilkada.
Ikut Sosialisasi
Kita semua sepakat bahwa pemilu atau pilkada telah menjadi wadah aspirasi politik warga negara, khususnya mahasiswa. Namun pada prakteknya, ada banyak kecurangan-kecurangan yang terjadi di tengah pesta demokrasi kita.
Maka, oleh karena itu, mahasiswa bisa mengambil peran dalam Pilkada kali ini untuk mensistemasi dan menorganisir para pemilih untuk menjadi cerdas, dan memberikan sejumlah pengarahan berupa pemahaman melek politik agar memilih calon pemimpin berdasarkan kinerja dan kredibilitasnya selama ini.
Sehingga dengan mensosialisasikan pilkada ini kepada masyarkat luas, diharapkan tidak adanya praktek money politic yang bisa mencederai pilkada itu sendiri. Masyarakat yang cerdas akan menolak adanya "Serangan fajar" yang muncul akibat kurangnya minat dan pengetahuan masyarakat dalam pilkada.
Mengawal Jalannya Pilkada
Mahasiswa merupakan social and political controller, yang yakni bisa memberikan peran sebagai pengawas kegiatan demokrasi di tengah masyarakat. Mahasiswa juga menjadi the guardian of value. Bekal ilmu dan pengetahuan yang didapat dari lembaga pendidikan, menjadi tugas kita untuk menjaga dan menjunjung tinggi prinsip berpancasila.
Daya kekuatan dan ilmu pengetahuan yang menjiwai mahasiswa, setidaknya berpotensi membawa pembaruan kehidupan sosial kearah yang lebih baik, yang akan diawali dari pemilihan kepala daerah tahun ini dan kepala negara pada tahun depan.
Adapun kegiatan kampanye dan sosialisasi yang dilakukan oleh para partisipan politik, bisa dikontrol dan dikawal oleh mahasiswa yang mensosialisasikan secara netral mengenai pemilihan yang jujur, bersih, adil dan terbuka.
Menjadi Partisipan KPU
Untuk ikut berperan aktif dalam pemilu kali ini, kita mulai dari mengurus form (forrmulir) A5 ke KPUD setempat, bagi mahasiswa perantauan. Dengan begitu, jarak tidak akan membatasi kontribusi kita dalam hal berdemokrasi.
Karena tanpa peran serta dari mahasiswa, banyak hal yang akan terbengkalai, termasuk diantaranya sosialisasi politik itu sendiri. Tanpa peran mahasiswa, akan muncul sosok pemimpin yang lahir dari kaum pemilih non logis yang ditunggangi berbagai kepentingan yang justru merugikan para masyarakat.
Pada akhirnya, ikut serta dalam pemilihan umum daerah (pilkada) kali ini jelas memberikan keuntungan seperti suara kaum mahasiswa dan perantau bisa tersalurkan. Kedua menjadi pembuka jalan bagi perbaikan gerbong berdemokrasi, karena kita semua punya hak yang sama untuk menyalurkan suara kita kepada siapa yang kita nilai layak dalam menjadi pemimpin bagi daerah dan negeri ini.
Masa depan bagi mahasiswa sebagai pemilih pemula dalam pemilu juga sangat penting karena mereka kebanyakan masih awam dalam dunia perpolitikan, sehingga masa depan bagi mereka salah satunya juga tergantung pada pemimpin yang berhasil dipilih oleh semua rakyat.
Setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk memilih dalam penyelenggaraan pemilu mempunyai hak pilih aktif, sehingga suara yang diberikan mereka untuk menjadikan pemimpin yang dapat dipercaya, sangat menentukan baik dan tidaknya masa depan yang akan ditempuh rakyat terutama kita, para mahasiswa.
Demikian artikel opini mengenai Peran Mahasiswa dalam Pilkada dan Tahun Politik. Semoga kita menjadi mahasiswa yang melek politik, hingga sebutan agent of change itu bisa kembali kita rebut. Semangat mahasiswa!