Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cultural Lag Adalah: Penyebab dan Contohnya

Apa yang dimaksud dengan Cultural Lag? Cultural Lag adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan atau ketidaksesuaian budaya (culture) antara unsur – unsur kebudayaan yang telah ada. Biasanya hal ini disebabkan karena adanya pergeseran nilai – nilai dan budaya. Culture lag juga bisa terjadi karena adanya perbedaan jumlah taraf dan kemajuan antar berbagai wilayah dalam suatu kebudayaan.

Cultural lag dapat menimbulkan masalah dan ketidakseimbangan sosial dalam masyarakat, seperti adanya perselisihan antara generasi tua dan muda, adanya konflik antara pemikiran modern dan tradisional dan polarisasi lainnya

Oleh karena itu, penting untuk mengatasi cultural lag melalui pendidikan dan dialog antar budaya untuk membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan dan memperkuat keberagaman budaya.

Kalau kita membahas mengenai pengertian Culture Lag secara mendalam, maka kita bisa melihat beberapa defenisi cultural lag yang diberikan oleh para ahli. 

Istilah ini sendiri memiliki berbagai pengertian yang cukup beragam dari beberapa sumber. Berikut penjelasannya :


Pengertian Cultural Lag Menurut Ahli

pengertian cultural lag adalah

Cultural Lag Menurut William F. Ogburn : Cultural Lag (Budaya yang tertinggal) adalah situasi dimana masyarakat berada dalam kondisi statis yang menyebabkan mereka tertinggal sehingga menimbulkan kesenjangan pada unsur – unsur yang berubah cepat maupun lambat. 

Pada dasarnya, Ogburn menyimpulkan bahwa culture lag dapat terjadi karena perkembangan contoh teknologi yang kuat terus mendorong budaya mengalami perubahan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan masyarakat untuk menyerap ilmu pengetahuan dan peradaban yang masuk cenderung tidak sama. 

Berbagai perubahan sosial dan budaya yang terjadi secara serentak menciptakan makna yang berbeda dengan falsafah sehingga seakan – akan perubahan tersebut terjadi di seluruh tempat, berbagai lembaga dan semua tingkatan sosial.

Ternyata, William F. Ogburn merupakan ilmuan pertama yang meneliti tentang perubahan dan prosesnya yang terjadi pada lingkungan masyarakat secara rinci. Beliau berusaha untuk menunjukkan teori – teori biologis dengan teori evolusi tanpa mengesampingkan unsur – unsur penting yang ada pada tiap evolusi. 

Perubahan sosial tersebut umumnya mencakup unsur – unsur kebudayaan yang sifatnya materiil maupun yang immaterial dengan menekankan berbagai pengaruh besar antar unsur pada setiap materi yang ia teliti.

Kebudayaan materiil sendiri adalah sumber utama yang berpengaruh penting pada kemajuan. Disamping itu, aspek kebudayaan non materiil juga harus menyesuaikan diri dengan setiap perubahan dan perkembangan kebudayaan materiil. 

Hal ini dikarenakan, jurang pemisah antara kedua elemen tersebut dapat memicu terjadinya masalah sosial yang cukup serius.

Seperti asumsinya sebelumnya, teknologi merupakan faktor penting yang berpengaruh pada perubahan dalam strata sosial. 

Karena tentunya, sobat kosngosan akan selamanya berusaha dan berupaya menyesuaikan diri mereka masing – masing dengan alam semesta yang terus menerus diperbaharui oleh teknologi yang semakin berkembang.

Umumnya, lima jenis proses yang ada pada teknologi sehingga mampu untuk mengubah masyarakat adalah :

Baca juga : Contoh Teknologi Terapan dalam Kehidupan Sehari hari


1. Penciptaan (Invensi)

Unsur ini adalah unsur awal yang bisa didefinisikan sebagai kombinasi unsur dan elemen penting untuk kemudian digunakan sebagai pembentuk unsur – unsur yang baru.


2. Akumulasi

Unsur ini dihasilkan dari banyaknya jumlah unsur baru yang ditambahkan pada satu jenis kebudayaan dibanding dengan unsur – unsur yang sifatnya sudah ada sejak lama hingga kemudian lenyap dari kebudayaan yang berkaitan tersebut.


3. Penemuan

Unsur ini diidentifikasikan sebagai suatu jalan baru dalam melihat realitas, sebagai suatu proses perubahan selanjutnya. Kenyataannya sendiri sudah ada, tetapi orang lain diluar sana justru baru melihat hal tersebut untuk pertama kali.


4. Difusi (Difussion)

Unsur difusi ini menekankan pada penyebaran suatu penciptaan serta penemuan dari suatu wilayah ke wilayah yang lain dan sifatnya dapat berdampak besar pada kehidupan inpidu.


5. Penyesuaian

Unsur yang terakhir ini mengacu pada masalah yang timbul dari adanya sikap saling ketergantungan dalam seluruh aspek kebudayaan dalam dinamika masyarakat.

Ogburn sendiri menemukan adanya penemuan baru yang isinya dinamakan Social Invention, yakni penciptaan pengelompokan yang berasal dari inpidu – inpidu baru, atau penciptaan adat istiadat yang baru, maupun perilaku sosial yang baru muncul keberadaannya.


Contoh Cultural Lag

Contoh Cultural Lag

Seperti apa contoh culture lag dalam kehidupan sehari hari? Contoh cultural lag dapat ditemukan ketika ada perbedaan antara perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang mempengaruhinya. 

Misalnya, meskipun teknologi telepon genggam sudah berkembang pesat, masyarakat mungkin masih memegang nilai-nilai tradisional dan konservatif yang melambatkan penggunaan teknologi baru.

Berikut contoh curlture lag lebih lengkapnya :

Perkembangan Teknologi di Kawasan Terpencil

Hal ini contohnya, jika di suatu kawasan yang cukup terpencil biasanya perkembangan akan inovasi dan teknologi yang baru umumnya cenderung lebih lama masuk, berbeda dengan yang ada di kota – kota besar. 

Akibatnya masyarakat yang tinggal disana akan sulit dan tertinggal dengan kemajuan yang sudah ada. Mereka akan sulit untuk memahami dan mengikuti perjalanan teknologi dengan maksimal.


Keberadaan Bus di Ibukota

Keberadaaan bus ini sendiri sebenernya ditujukan agar dapat mengurangi masalah kemacetan yang sangat parah di ibukota. 

Namun karena masyarakat utamanya pengguna kendaraan bermotor banyak yang menerobos paksa dengan masuk jalur khusus bus tersebut, tentunya bukan mengurangi kemacetan tapi malah memperparah kemacetan yang ada. 

Dengan demikian, pembaharuan transportasi publik yang dicanangkan pemerintah juga wajib diimbangi dengan kesadaran dalam bertransportasi dan disiplin lalu lintas yang baik oleh masyarakat.


Penyalahgunaan Ponsel Saat Di Jalan

Tak sedikit juga peristiwa yang kita jumpai bahwa ada banyak pengendara yang kerap menggunakan ponselnya saat berada di jalan. 

Entah saat mengemudikan sepeda motor atau mobil. Bahkan banyak juga yang nekat ber-sms, menelepon dan menyelipkan ponsel mereka di helm. 

Inilah bukti nyata adanya cultural lag sebagai pelanggaran saat mengemudi. Hal ini terjadi karena masyarakat cenderung belum memiliki kesadaran, kematangan / kedewasaan untuk menggunakan ponsel secara bijak. 

Ponsel yang sebenarnya dapat menjadi alat bantu yang cukup efektif, justru berpotensi menjadi alat yang dapat membahayakan keselamatan penggunanya.


Pengoperasian Teknologi Yang Tidak Bijak

Semakin maju dan berkembangnya teknologi membuat banyak orang dengan mudah mengakses dan mencari informasi apa yang ingin mereka ketahui. 

Namun tidak sedikit juga dari mereka yang merasa tertinggal dan tidak mampu mengimbangi kemajuan yang ada. 

Banyak pelajar menengah ke atas yang bahkan masih tidak bisa mengoperasikan komputer dengan baik. 

Bahkan ada beberapa diantara mereka yang malah menyalahgunakan komputer tersebut untuk kegiatan negatif seperti menonton film dewasa, dan lain sebagainya.

Baca juga : Contoh Keberagaman Cultural di Indonesia


Penyebab Cultural Lag

Ada beberapa faktor penyebab munculnya cultural lag dalam masyarakat, seperti yang sudah mimin kosngosan rangkum dibawah ini, sebagai berikut :


1. Kurangnya Kemampuan Daya Pikir

Adanya kemampuan daya pikir yang baik adalah faktor penting untuk mencegah timbulnya cultural lag di lingkungan masyarakat. 

Kemampuan dan berbagai penemuan baru tersebut, setidaknya harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial yang ada. 

Hal ini dilakukan supaya tidak ada kesenjangan antara unsur kebudayaan satu, dengan unsur kebudayaan yang lainnya.


2. Heterogenitas Masyarakat

Sudah kita ketahui bahwa di lingkungan masyarakat ada banyak sekali golongan atau kelompok – kelompok lain yang beragam. 

Dalam hal ini, mereka ditekankan harus siap dan dapat menerima perubahan dari masyarakat luar. Meskipun begitu, kita juga masih perlu memahami bahwa ada juga beberapa kelompok yang tidak dapat semudah itu untuk menerima perubahan tersebut.


3. Kurangnya Kontak Dengan Budaya Material Masyarakat Lain

Terkadang, beberapa inpidu juga kesulitan untuk saling terhubung dan terkait dengan budaya masyarakat diluar mereka. 

Adanya kesulitan dan kurangnya kontak yang tidak efektif ini tentunya menciptakan jarak dan hambatan bagi mereka untuk menyesuaikan antar satu dengan yang lainnya.


4. Adanya Hambatan Terhadap Perkembangan Pada Umumnya

Hambatan yang dimaksud tersebut biasanya berupa permasalahan sosial yakni beberapa unit dalam masyarakat cenderung memberikan penolakan terhadap kemajuan teknologi sebagai budaya yang material.

Hal ini menyebabkan munculnya keterlambatan yang tidak seimbang dengan budaya material yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.


Kesimpulan Akhir

Apa yang dijelaskan diatas mengenai cultural lag merupakan hal penting yang harus dipelajari. Apalagi kita sebagai bangsa yang memiliki banyak budaya dan sosial yang beragam. 

Oleh karena itu penting untuk mempelajari budaya dari suku lain supaya cultural lag bisa diminimalisir terjadinya dalam kehidupan sehari hari.

Demikian beberapa materi pembahasan mengenai cultural lag, serta contoh dan jenis jenisnya. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi buat teman teman kosngosan.com sekalian. 

Jangan lupa klik tombol share dibawah dan bagikan tulisan ini ke sosial media kalian ya. Terimakasih!

Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya