Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Cancel Culture dan Contohnya di Indonesia

Apa yang dimaksud dengan Cancel Culture? Cancel culture adalah fenomena budaya yang lebih dari sekedar memboikot massal dan didukung oleh media massa. Di Indonesia, kejadian ini sudah sering terjadi dan terkadang menjadi berita resmi nasional. Mereka yang menjadi korban cancel culture, dianggapnya melanggar nilai atau norma dan menjadi perbincangan oleh masyarakat umum.

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang dan negara lainnya budaya cancel ini terjadi pada banyak sekali artis atau public figure yang kemudian “dihukum” oleh netizen karena melakukan suatu kesalahan dan dianggap melanggar norma yang berlaku.

Mari kita lihat apa saja yang terjadi karena budaya cancel culture. Sejatinya adalah bukan soal ketidakadilan, ini adalah “about control” untuk membentuk kesamaan dalam suatu “Society conformity”.

Cancel culture (budaya cancel) sama seperti terjadinya suatu perbincangan gosip di suatu daerah, yang terkadang perbincangan itu terjadi karena kamu tampak berbeda dibandingkan yang lain. Padahal perbedaan itu adalah sesuatu yang wajar. karena manusia memang sangat berbeda

Katakanlah kamu tinggal disuatu area yang semuanya sama-sama memiliki tv tabung ukuran 13-inch, sandalnya merk Swallow, lalu sarungnya merek Cap Gajah. 

Lalu tiba-tiba ada orang baru yang pakai sarung yang merek Gucci dan memakai Smart TV 32 Inch, kemudian orang satu kampung pasti akan membicarakan darimana Uangnya bisa memberi sarung Gucci dan Tv semewah itu?

Dalam beberapa hari, hal ini menjadi ramai karena adanya fenomena yang disebut dengan “cancel culture”. Dan perbincangan karena adanya perbedaan ini sebetulnya sudah pernah dilakukan orang orang zaman dahulu. 

Tetapi, hari ini, karena dengan adanya teknologi media sosial, kita berbicara masalah sosial di Indonesia dan melakukan sesuatu seperti boikot bersama sama, yang lebih dikenal dengan istilah “cancel culture”.


Pengertian Cancel Culture Menurut Ahli

pengertian cancel culture adalah

Cancel Culture adalah Budaya Meng-cancel, atau upaya memboikot, membenci dan memerangi suatu public figure, produk atau brand atas dasar ketidak sukaan terhadap apa yang pernah dilakukan, diucapkan atau dicontohkan karena tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku di tengah masyarakat (defenisi dari kosngosan.com)

Pengertian budaya ini menurut situs Dictionary.com = "Cancel culture refers to the popular practice of withdrawing support for (canceling) public figures and companies after they have done or said something considered objectionable or offensive. Cancel culture is generally discussed as being performed on social media in the form of group shaming."

"Budaya cancel" atau "cancel culture" adalah fenomena di mana seseorang, biasanya seseorang yang memiliki kehadiran online yang signifikan, dicopot atau ditinggalkan oleh banyak orang, biasanya di media sosial. 

Ini bisa terjadi karena seseorang menyatakan pernyataan yang kontroversial atau berperilaku dalam cara yang dianggap menyinggung atau tidak dapat diterima. 

Saat seseorang "dicopot", biasanya berarti bahwa orang-orang menyatakan tidak akan bekerja sama dengan mereka atau menghentikan dukungan terhadap mereka secara publik dan online.

Budaya yang mengacu pada praktik populer untuk menarik dukungan (membatalkan) tokoh publik dan perusahaan setelah mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap tidak menyenangkan atau menyinggung. 

Membatalkan budaya umumnya dibahas di media sosial dalam bentuk mempermalukan pihak yang bersangkutan.

Cancel Culture menurut Jurnal First Monday adalah Elemen aktif sebagai suatu peristiwa di mana organisasi menyensor, memecat, atau mendorong selebritas atau rakyat jelata untuk mengundurkan diri setelah melanggar norma sosial, adat istiadat, dan hal tabu

Menurut situs Express.co.uk, Cancel Culture adalah perisitwa yang menyasar terhadap tokoh masyarakat yang menghadapi kritik luas yang mengacu pada penarikan dukungan atau kekaguman seseorang.

Hal ini diakibatkan karena mereka pernah mengungkapkan pendapat yang dianggap menyinggung. Seringkali ketika seorang figur publik "dibatalkan" kesalahan dan kecaman yang mereka rasakan menyebar ke berbagai platform media sosial sehingga karier mereka akan meredup dan hilang.


Contoh Cancel Culture di Indonesia

Beberapa kejadian atau fenomena cancel culture juga pernah terjadi di Indonesia. berikut beberapa diantaranya yang pasti kamu tahu :


Kasus Tri Suaka

Di Indonesia, saat ini sedang ramai diperbincangkan dua orang penyanyi cover (Tri Suaka) yang biasa membawakan lagu-lagu orang lain, mengejek penyanyi Andika kangen band

Dan tiba-tiba kemudian netizen marah memperbincangkan membuat video dan melakukan semacam kampanye, penyanyinya sedang naik panggung, tapi kemudian sekarang mulai ditinggalkan

Karena mereka dianggap menghina penyanyi lain. Padahal sesama musisi sejatinya tidak seharusnya saling menghina, tetapi harus saling mendukung. Dan sekarang juga artis besar menyuarakan supaya membaned setiap acara mereka.


Perusahaan Sari Roti

Kasus yang pernah terjadi di Indonesia lainnya, seperti kasus Sari Roti yang diboikot oleh sebagian kalangan karena peristiwa tertentu, setelah beberapa waktu ternyata penjualannya tidak turun. Tetapi malah melejit. Jadi bisa saja suatu produk semakin dibicarakan semakin terkenal

Terkadang, pengusaha tertentu memerlukan hal seperti ini, karena boikot yang dilakukan tidak dengan tepat. Produknya tetap baik, pekerjaan mereka tetap terjaga. Sehingga menjadikan boikot justru menjadi salah satu alat promosi.


Skandal Ariel Noah

Contoh lain yang cukup lawas adalah tersebarnya video asusila dari Ariel Noah, Luna Maya dan Cut Tari. Ketika ketiga public figure di Indonesia tersebut disidang dan berakhir kepada ariel yang dipenjara, maka peristiwa cancel culture pun terjadi kepada mereka bertiga

Tetapi kemudian setelah waktu berlalu, masyarakat kembali menerima mereka untuk tampil di stasiun televisi. Demikian lah beberapa contoh yang bisa kita ambil mengenai fenomena cancel budaya ini.


Produk Israel

Konflik antara israel dengan palestina membuat banyak produk dari perusahaan israel diboikot oleh masyarakat dunia. Hal ini bisa juga dikategorikan sebagai fenomena cancel culture. 

Sebagai bentuk dukungan untuk palestina, banyak orang-orang diseluruh dunia yang memboikot atau tidak membeli lagi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terindikasi bekerjasama atau terafiliasi dengan negara zionis ini.


Hubungan Cancel Culture dengan Tampilan Fisik

Cancel culture kali ini, lebih dari boikot. Karena ini sudah menyangkut soal perasaan manusia, yang kemudian menjadi gerakan yang ditandai dengan munculnya banyak hastag dan didukung oleh media massa besar. Boikot massal ini menjadi berita utama yang tadinya hanya subjek dalam infotainment menjadi berita resmi.

Perhatian luas terhadap suatu kasus public figure yang dianggapnya melanggar nilai-nilai di masyarakat, kemudian para netizen mulai menarik dukungan terhadap publisitas atau produk tertentu yang berhubungan dengan mereka.

Ada yang mengatakan bahwa nasib public figure yang mengalami cancel culture itu sedikit banyaknya sangat ditentukan oleh tampilan fisik seperti ganteng atau cantic. 

Kalau laki-laki yang wajahnya lebih ganteng, perempuan yang lebih cantik mengalami toleransi lebih tinggi terhadap kesalahan daripada mereka yang punya tampang kurang.

Mereka yang wajahnya tidak menarik biasanya menjadi lebih sulit dan bener-bener mengalami cancel culture lebih cepat dan lebih lama. 

Mereka yang lebih ganteng atau lebih cantik walaupun kasusnya berat, ya kalau sudah menghilang berapa waktu kemudian nantinya bisa kembali lagi

Baca juga : Contoh Ide Kreatif untuk Konten Sosial Media


Kesimpulan

Apa yang terjadi fenomena belakangan ini, cancel culture memang sering terjadi dan menimpa selebritas di Indonesia dan juga di beberapa negara. Netizen yang cenderung bersikap reaktif ini, bisa menjadi mass judge yang bisa menghancurkan karir seseorang.

Apabila sobat kosngosan perah atau sedang mengalami cancel culture ini, maa penting untuk tidak mengada-ada, jangan berbelit-belit, jangan berbohong yang kemudian Kamu mengatakan dirimu tidak melakukannya padahal faktanya berbeda dari apa yang dibicarakan.

Kalau seseorang yang terkena cancel culture ini diketahui lebih manipulatif, maka kita bisa menyaksikan sanksi sosial akan lebih berat daripada sanksi hukuman formal yang berlaku.

Tapi mimin selalu berdoa agar semoga kita semua bisa terhindar dari persoalan seperti ini. Mari kita jaga terus kehidupan kita bersama-sama karena saling cancel bukanlah budaya baik

Tetapi memang ada kalanya kita memang perlu memberikan sanksi seperti ini pada orang tertentu yang terutama mereka yang sudah melebihi batas dan melanggar norma social.

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa bookmart halaman ini dan share artikelnya ke social media kalian ya!

Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya