Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangka Waktu Ramalan Cuaca dan Bencana BMKG di Indonesia

Ketika bencana terjadi di Indonesia, kamu pasti sering mendengar konfrensi pers yang diadakan oleh BMKG. Atau juga sering melihat ramalan cuaca yang dikeluarkan oleh lembaga ini. BMKG sendiri bertugas dalam bidang meteorologi, klimatologi, mengukur kualitas udara dan geofisika di Indonesia.

BMKG dalam english berarti Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency, kita akan membahas mengenai sejarah singkatnya, dan seberapa lama ramalan yang dikeluarkan oleh BMKG bisa berlaku. Pada kesempatan kali ini kosngosan akan memberikan artikel mengenai BMKG tersebut. Semoga bermanfaat.

tugas fungsi sejarah bmkg

Salah satu yang menyebabkan pentingnya BMKG bagi negara Indonesia adalah karena negara ini memang menjadi salah satu negara yang paling aktif aktifitas tektonik dan vulkaniknya. Hal ini membuat aktivitas kegempaan maupun gunungapi sering kali terjadi.

Pada dasarnya tugas BMKG meliputi tugas yang ada pada ahli meteorologi, ahli klimatologi dan ahli geofisika. Sejarah dibentuknya badan ini tidak lepas dari Perpres Nomor 61 Tahun 2008 dan mengganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen dan pada tanggal 1 Oktober 2009 Presiden SBY kala itu mengesahkan UU Nomor 31 Tahun 2009 mengenai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Bagaimana BMKG bekerja?


BMKG sebagai institusi non kementerian yang bertugas dalam bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika memiliki tupoksi dalam analisis dan prediksi terkait iklim, cuaca maupun bencana kebumian (seperti tsunami maupun gempa bumi).

Baca juga : Tips Memulai Zero Waste untuk Masyarakat Indonesia

Pada divisi geofisika (gempa bumi dan tsunami), lembaga ini memanfaatkan peralatan seismometer yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia, juga penyebaran alat pendeteksi ketinggian gelombang di beberapa tempat rawan bencana di Indonesia.

Dari beberapa alat tersebut, akan diolah menggunakan teknologi komputasi secara real-time siang dan malam untuk menganalisis aktivitas tektonik dibawah permukaan. Tentunya ini membutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten.

Ketika ada insiden gempa bumi dengan skala magnitudo yang cukup besar maupun kecil tetapi pada area yang dekat dengan penduduk, BMKG akan langsung memberikan peringatan awal (early warning) kepada masyarakat.

Tentunya dalam jeda waktu yang singkat (biasanya dalam rentang 2 - 5 menit), BMKG qkan secepatnya melakukan analisis secara pemodelan terkait pola tsunami (jika gempa terjadi dilaut atau pun akibat longsoran bawah laut)

Ditambah lagi dari model yang telah dibuat berdasarkan parameter gempa dan tsunami yang didapatkan. Kemudian akan dilakukan koreksi terkait peringatan awal yang telah disampaikan sebelumnya kepada masyarakat.

Lain hal nya dengan prakiraan cuaca yang bisa saja diramalkan dalam jangka waktu harian, tiga harian hingga bulanan. Kamu bisa mengetahui kondisi iklim dengan mendapatkan informasi curah hujan bulanan dengan mengakses situs resmi BMKG di bmkg.go.id

Kamu juga bisa mendapatkan informasi ramalan cuaca dan prakiraaan hujan langsung atau dari aplikasi cuaca yang telah di install di perangkat smartphone mu dengan mengunjungi situs apps.bmkg.go.id

Apa permasalahan BMKG saat ini?


Permasalahan paling penting yang harus dihadapi lembaga ini biasanya terkait dengan keterbatasan alat pendeteksi gempa dan tsunami, dan juga kerusakan alat karena faktor usia, alsan teknis dan maraknya tindakan pengrusakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal tersebut semakin diperparah dengan keterbatasan anggaran yang diterima oleh BMKG.

BMKG dituntut untuk dapat memberikan dan menjelaskan informasi mengenai analisis prediksi kebencanaan kepada masyarakat untuk mengurangi dampak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat.

Tentu ini menjadi tugas yang cukup berat bukan? Oleh karena itu lembaga ini sudah sepatutnya mendapatkan anggaran berlebih pada tahun yang akan datang, mengingat bencana di Indonesia akhir akhir ini sangat sering terjadi.

Penjelasan teknologi Ina-TEWS


Ina-TEWS atau Indonesia Tsunami Early Warning System merupakan suatu sistem peringatan dini tsunami yang dibuat dan dikelola oleh BMKG. Sistem ini bekerja dengan membuat pemodelan dari parameter tsunami yang didapatkan yang kemudian dibuat prediksi potensi kerusakan maupun area terdampak tsunami. Sobat kosngosan bisa searching dan googling selengkapnya mengenai teknologi ini.

Apakah BMKG bisa salah?


Pertanyaan ini senada dengan penilaian skeptis dari masyarakat mengenai kinerja BMKG akhir akhir ini. Hal yang harus disadari oleh kita adalah bahwa lembaha BMKG hanya bisa melakukan prediksi mengenai gempa bumi dan tsunami yang akan terjadi. Dari penjelasan diatas, secara sederhana dapat kita pahami bahwa gempa bumi dan tsunami hanya bisa dideteksi pada saat kejadian tersebut sedang terjadi.

Baik gempa bumi atau tsunami adalah bencana Unpredictible (setidaknya hingga saat ini, karena teknologi manusia masih terbatas mengenai ini). Baik gempa bumi dan tsunami adalah bencana yang terjadi akibat aktivitas tektonik maupun aktivitas yang sifatnya lebih minor yang terjadi secara berkelanjutan tanpa bisa dihentikan.

Semua benda padat dibumi memiliki batasan ketahanan terhadap tekanan atau gaya yang diterima olehnya. Begitu juga dengan lempeng tektonik, dimana karena aktif-nya pergerakan lempeng ini tentu membuat terakumulasinya energi yang harus diterima oleh lempeng itu (baik zona konvergen maupun transform).

Secara teknis permasalahan itu merupakan akumulasi energi kapan akan dilepaskan sebagai energi seismik yang menyebabkan gempa bumi? Siapa yang tahu, itu belum bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan saat ini.

Berdasarkan data gempa yang dimiliki oleh BMKG, akan dilakukan analisis statistik untuk memprediksi periode ulang gempa bumi disuatu tempat. Untuk tsunami, analisis prediksi tsunami harus mempertimbangkan beberapa faktor penyebab dan mekanisme terjadinya tsunami serta parameter tsunami yang telah terjadi.

Dengan data yang seadanya karena faktor yang disebutkan pada bahasan sebelumnya, ditambah lagi beberapa faktor alam, BMKG harus memberikan informasi yang se-kredibel dan se-akurat mungkin kepada masyarakat.

Sehingga ketika ada informasi yang diberikan keliru atau salah, itu bukanlah sesuatu yang dapat dipungkiri lagi karena setiap prediksi bencana itu bersifat riskan, tidak mutlak benar dan penuh dengan risiko kesalahan.

Baca juga : Alternatif Bahan Bakar Minyak Bumi yang Bisa Dicoba

Kata penutup


Jadi bagi sobat kosngosan yang suka nyir-nyir terhadap BMKG, seharusnya sudah mengerti mengenai keterbatasan lembaga ini dalam memberikan informasi bencana kepada masyarakat. Hal yang perlu kita lakukan sebagai masyarakat adalah selalu siaga dan melek terhadap resiko bencana yang bisa datang kapan dan dimana saja. Demikianlah pembahasan mengenai BMKG di Indonesia kali ini, semoga bermanfaat bagi kalian semua. jangan lupa share dan berikan komentar dibawah ini ya. Terimakasih telah berkunjung.
Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya