Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Solusi Agar Tidak Menyontek Saat Ujian

Apa kiat agar kita tidak mencontek? Ketika ujian, ini adalah salah satu kegiatan evaluasi tentang sejauh mana suatu individu berhasil memahami materi yang sudah diajarkan. Nilai ujian bisa sangat berguna sebagai indikator berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Namun bisa juga tidak berarti sala sekali, ketika terdapat praktek kecurangan, yang biasa kita sebut mencontek.

Membicarakan ujian tidak pernah lepas dari satu kebiasaan lama; sebuah tradisi buruk yang entah kenapa masih saja kita pertahankan. Ya, seperti tagar yang telah mimin sertakan di atas, hari ini kita akan membahas tentang menyontek.

Mimin tidak mau sok suci atau juga menyebut semua manusia sebagai busuk. Yang jelas, mungkin kita semua pernah menyontek. Dan ya, mungkin kita menyesalinya hingga saat ini. Tidak jelas bagaimana pertama kali mimin menyadari bahwa mencontek itu suatu hal yang biasa, dan bahwa mimin juga bisa melakukannya.

Mungkin itu berawal dari guru SD yang memberikan kunci jawaban UN, mungkin itu berawal di SMP ketika semua orang menginginkan nilai bagus untuk bisa bertahan di kelas favorit, mungkin itu karena di SMA, orang-orang hanya belajar menjelang ujian dan masih ingin lulus. Yang jelas, mimin melakukannya.

Dan mimin yakin, ada banyak dari kita yang pernah atau mungkin masih berbuat hal yang sama meski dengan alasan yang berbeda. Jadi ya, kalian tidak perlu menyebut mimin munafik karena menulis hal macam ini atau boleh, toh kita bebas berpendapat. Namun yang terpenting kita semua setuju bahwa kegiatan yang satu ini, memang jelas jelas dilarang.

Jika Kamu salah satu siswa Sekolah Menengah Atas, maka mungkin Kamu akan tahu dan juga benar merasakan bahwa Ujian Nasional tinggal satu hari lagi sebelum kamu bisa melakukan hal-hal bersifat selebrasi.

Mulai dari menangis dan memeluk seseorang hingga sesuatu sekonyol mencoret coret baju kemudian konvoi di jalan raya, atau lanjut memikirkan masa depan dengan memikirkan pekerjaan, atau belajar kembali untuk tes masuk perguruan tinggi yang akan dimulai tepat empat hari setelah ujian berakhir.

Baca juga : Tips Mengerjakan Soal USBN dengan Nilai Tinggi


Tips Berhenti Mencontek


cara berhenti mencontek ketika ujian

Alih-alih sibuk mengurus orang yang mencontek, kenapa tidak kita saja yang berhenti nyontek? Sederhana sekali bukan? Merasa tidak yakin? Kamu bisa, kok! Lalu bagaimana caranya ? berikut yang bisa mimin kosngosan berikan

Pertama, Kamu bisa melakukannya dengan hal yang sederhana


Kalau kamu relijius, bagus, Tinggal ingat Tuhan. Mulailah mencintai Tuhan seperti Kamu mencintai diri sendiri. Mencontek itu dosa. Kamu memang diri sendiri? Ingat-ingat api neraka yang menanti. Mungkin tips yang ini agak terdengar mengerikan dan terlalu dalam. Katakan sama diri sendiri kalau Kamu akan berhenti nyontek! Bilang yang kencang! Teriak meski dalam hati!

Kedua, cari alasan kenapa kamu harus berhenti mencontek


Tapi ketahuilah bahwa jika Kamu memutuskan untuk berhenti menyontek, Kamu tetap tidak akan bisa menggunakannya untuk menjustifikasi nilai Kamu apabila kebetulan jelek. Sudah mimin katakan ibu mimin marah ketika peringkat mimin turun. Mimin bisa pastikan bahwa berbicara, "Akutuh tidak mencontek, bu! Ibu seharusnya bangga!" tidak akan membuat orang tua Kamu bangga dengan nilai lima atau tiga.

Jadi bersiaplah mengucapkan sampai jumpa pada alasan itu. Alasan Kamu bisa mewah dan heroik seperti, "Aku akan menjadi contoh bagi dunia di sekitarku!" dan bisa juga "Aku akan menjadi patriot pembela kebenaran!"

Tapi kalau Kamu tipe orang yang susah melihat hal semacam itu dalam diri sendiri, Kamu bisa menggunakan alasan lain. Tidak ada yang peduli seberapa remeh atau seberapa receh dan tidak bergunanya alasan Kamu. Selama Kamu berjalan di jalan kebaikan, itu keren. Selama Kamu bahagia dengannya, Kamu punya lebih dari sekadar alasan.

Ingat-ingat alasan Kamu ketika Kamu putuskan untuk memanggil nama teman Kamu ketika ujian atau ketika Kamu hendak merobek kertas kecil untuk menulis catatan terlarang. Next kita lanjut ke cara berikutnya

Ketiga, sadarilah bahwa Kamu melakukannya untuk diri sendiri


Sadari bahwa suatu hari dari sekarang, Kamu akan berterima kasih kepada diri Kamu di masa lalu karena pernah memutuskan untuk berhenti mencontek. Dan mimin sedang bicara hal sederhana seperti misalnya ketika anak Kamu akan berangkat ujian suatu hari nanti, Kamu akan bisa dengan bangga dan percaya diri mengingatkannya untuk tidak menyontek karena perbuatan itu tercela.

Kamu bisa mengatakannya tanpa khawatir apabila anak Kamu tiba-tiba tanya, "Memangnya Bapak dulu tidak nyontek, ha?" "Hohoho, kamu tidak tahu, anakku." Dan itu bisa kamu banggakan kepada anak dan cucu mu kelak. keren bukan?

Keempat, tidak menyontek itu keren


Lagi, dengan alasan yang logis, kamu akan melihat nilai di rapor Kamu, dan Kamu akan tahu bahwa nilai itu adalah nilai Kamu sendiri. Peluk rapor Kamu dan katakan, "Ini loh, hasil perjuangan sekolahku selama ini, murni tanpa campuran micin!"

Dan kalau Kamu dapat nilai jelek? Itu tetap nilai Kamu! Peluk rapor Kamu dan katakan, "Ini loh, hasil perjuangan sekolahku selama ini! Saat ini jelek, memang, tapi ini hasilku! Dan aku akan meningkatkannya!"

Tidak menyontek akan membuat kamu kelihatan keren karena, "Hei, kenapa anak itu tidak pernah tanya? Dia pasti pintar!" Padahal Kamu tengah mengerjakan soal sambil sekarat mengingat materi.


Tips Menjalani ujian


Yuk tonton video panduan berhenti mencontek dibawah ini dari channel kosngosan :



Kalau melihat postingan postingan di media sosial seperti Twitter, atau sekadar berita yang lewat, Kamu akan menemukan bahwa masih saja ada kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan ujian. Yang paling terkenal saat ini adalah tindakan memotret soal oleh siswa untuk kemudian dibagikan ke media sosial.

Yang senang ya tentu saja yang sesi berikutnya, sebab walau hanya satu soal dan belum tentu soal yang sama akan keluar lagi, dia tetap mendapat satu soal. Dan itu tetap sebuah keuntungan di dalam kerugian.

Mimin sendiri tidak mengerti mengapa ada orang mau repot membawa hape yang jelas-jelas sudah dilarang di peraturan ke dalam ruangan ujian untuk kemudian memotret soal lantas update status dengan caption semacam, "Pusing akutuh ngerjain beginian."

Kita bisa melihat fakta bahwa dia punya waktu lebih untuk menyalakan data seluler, membuka sosmed, mengupload gambar, kemudian mengetik caption tanpa ketahuan pengawas. Mari tidak berpikir lebih jauh tentang apa yang bisa dilakukan oleh siswa yang membawa hape itu selain meng-update status.

Mari bertanya hal ini mengapa mudah sekali bagi kita untuk melanggar peraturan? Selesai ujian kemarin, ketika tengah berjalan dengan dua orang teman dan membicarakan kasus pemotretan soal itu, salah seorang dari teman mimin, yang punya catatan nilai-nilai bagus selama kelas 10 dan 12 berkomentar tentang hal tersebut.

Dia kemudian bercerita tentang peserta sesi 1 yang membahas soal, dia bercerita tentang peserta sesi 3 yang mendengar, dan dia kemudian bercerita tentang bagaimana hal itu adalah hal yang normal. Untuk lebih menjadikannya ironis, berikut kata-katanya mimin kutip tanpa mengurangi apapun

"Siapa yang tidak mau, coba?"

Kalau harus jujur, tentu saja ada bagian dalam diri kita juga akan berkata demikian. Mimin tidak akan menolak kesempatan mendapat nilai lebih dengan cara yang lebih mudah. Dan mimin yakin kita tidak akan melakukannya.

Mimin pernah membaca kutipan seseorang yang bunyinya seperti ini "Kebaikan adalah ketika kamu punya pilihan untuk berbuat jahat, tetapi kamu memilih untuk tidak melakukannya."

Mimin memutuskan untuk berhenti menyontek. Ulangan Tengah Semester, sekarang namanya Ulangan Harian Bersama, ketika semester 2. Itu bukan hal yang sulit, mimin berani memastikan kepada Kamu sekalian.

Dan mimin sama sekali bukan orang yang relijius ketika membuat keputusan itu. Alasan mimin cukup konyol, sebenarnya. Mimin ingat menulis di pulpen, "Tony Stark tidak menyontek saat ujian."

Dan ajaibnya, hal itu berhasil. Mimin dapat nilai 5. Ibu dan Ayah mimin marah karena peringkat mimin turun setelahnya. Tapi mimin tidak menyesal ketika mimin katakan bahwa mimin bangga kepada diri sendiri, untuk pertama kalinya.

Mimin akhirnya sadar bahwa percuma saja kalau cuma protes tentang mereka yang curang, tentang mereka yang selalu dapat nilai lebih tinggi dengan tidak adil, tentang kita yang akhirnya sama saja tiru-tiru dengan dalil, "Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?"

Terkadang dunia terlalu besar untuk kita ubah, kadang dunia terlalu besar untuk hanya dipenuhi oleh orang-orang baik, kadang dunia begitu besar sehingga kita harus memulainya dari hal yang paling kecil : diri sendiri

Baca juga : 9 Cara Mendapat Nilai Bagus Tanpa Perlu Belajar dan Menghapal


Kata Penutup


Berhenti menyalahkan orang yang menyontek, namun tidak melakukan apapun. Kamu bisa. Mari berhenti nyontek bersama-sama. Dan suatu hari nanti, mari mengingat nilai-nilai jelek itu dan berterima kasih kepada diri sendiri di masa lalu untuk memori yang bersih dari kecurangan. Barangkali suatu hari nanti, kita bisa menceritakan kisah kita dan menjadi patriot pembela hasil ulangan yang bebas dari contekan.

Demikian uraian filosofis mengenai cara berhenti mencontek, dan alasan kenapa mencontek itu sebenarnya dilarang, walaupun banyak dari kita menganggap hal itu biasa, karena memang sudah tertanam sejak dini. Semoga kita bisa menjadi pelajar, siswa dan murid yang terbebas dari praktik mencontek, memiliki nilai yang pure karena kerja keras kita masing masing. Jangan lupa share tulisan ini ya. (Sumber : Samudera Angkasa, Member Ensiklopedia Bebas)
Reza Harahap
Reza Harahap Reza Harahap adalah owner kosngosan. Suka belajar bisnis, finansial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Sembari membagikan ide usaha untuk entrepreneur. Blog ini berisi rencana bisnis, strategi investasi, persiapan keuangan dan lainnya